Ada sebuah do’a yang sampai sekarang tidak pernah terkabul. Padahal dari kecil selalu saya ucapkan dalam sholat sholat saya. Tetapi hingga usia saya ini nyatanya tidak pernah terkabulkan. Doa tersebut adalah permintaan saya kepada ALLAH SWT, agar Papa saya diberi uang yang banyak dan menjadi kaya raya. Saya yakin juga, anak-anak saya selalu berdo’a agar AYAH-BUNDA nya disatukan lagi dalam sebuah keluarga yang utuh, tapi sepertinya itu jauh dari angan- angan.
Seperti sebuah lirik di lagu ROLIING STONES………………………………………..
“ YOU CAN’T ALWAYS GET WHAT YOU WANT IT “
Mungkin itu yang terbaik buat kita menurut ALLAH. Jangan-jangan apa yang kita inginkan, kalau seandainya terkabul, nantinya justru akan menjerumuskan kita ke dalam jurang kerusakan. Sehingga Allah yang maha tahu akan hamba-hambanya lebih arif dan bijak dalam menentukan do’a mana yang harus dikabulkan dan mana yang tidak untuk kita. Ibaratnya seperti hubungan anak sama orangtua. Anak biasanya selalu minta apa saja yang dia lihat dan dia inginkan.
Tetapi sebagai orangtua yang lebih banyak tahu dari anaknya, tentu tidak akan menuruti segala keninginan anak-anaknya. Ia akan menyeleksi keinginan anak-anak kecilnya itu, mana keinginan yang membahayakan dan yang tidak membahayakan. Setiap orangtua pasti menuruti keinginan anaknya yang tidak membahayakan bagi kehidupan anaknya itu sendiri dan tidak menuruti keinginannya yang bisa membahayakan.
Sikap orangtua yang tidak menuruti keinginan anaknya terhadap hal-hal yang membahayakan itu jelas tidak bisa diartikan sebagai ketidakmautahuan orangtua. Tetapi justru merupakan ungkapan cinta kepada sang anak supaya anak selamat dari sesuatu yang membahayakan.
Seorang anak yang umurnya 2 tahun tentu tidak tahu bahwa api itu bisa membakar. Maka ketika ada anak 2 tahun minta mainan api, orang tua yang lebih dulu tahu tentang efek dan bahaya api, pasti tidak mungkin memberikan sebilah api kepada anaknya yang baru 2 tahun itu. Bukannya orangtua itu pelit kepada anaknya, melainkan dia lebih tahu bahwa api itu membahayakan bagi diri anaknya yang baru 2 tahun itu.
Begitulah juga sikap Tuhan terhadap berbagai macam permohonan hamba-hambanya. Hal semacam ini juga perlu kita sadari sehingga juga bisa menyikapi secara arif do’a-do’a yang tidak terkabul di dunia. Tuhan tentu siap-siap saja memberikan apa saja yang kita inginkan, tetapi pertanyaannya siapkah diri kita menerima apa yang kita inginkan itu?