Hanya MILITER yang BISA menjadi PEMIMPIN
Dalam suatu acara, saya tiba-tiba dicegat beberapa wartawan yang ingin
wawancara. Tanpa babibu, mereka nerocos dengan pertanyaan soal kepemimpinan
SIPIL dan MILITER. Mereka memulai pertanyaan itu dengan mengkritik cara
saya dalam mengkampanyekan trend MILITERISME dalam musik dan gaya BAND
saya. Berikut wawancaranya:
WARTAWAN: Mengapa anda selalu berpenampilan ala MILITER? Bukankah
belakangan ini mahasiswa sedang gencar-gencarnya melancarkan aksi anti
terhadap militerisme?
AHMAD DHANI: Mengapa saya harus memiliki pandangan yang sama dengan
mahasiswa? Apa pandangan-pandangan politik mahasiswa selalu benar adanya?
Umur saya 32 tahun (saat Wartawan bertanya, red,) pastinya cara berfikir
saya sudah tidak seperti mahasiswa lagi dong!. Lagi pula ini kan cuma FASHION dan
saya cukup berhasil membuat military fashion ini menjadi trend di kalangan
anak muda .
WARTAWAN: Tapi kamu setuju nggak Presiden berasal dari kalangan MILITER?
AHMAD DHANI: Kenapa tidak setuju? Menurut saya, sampai saat ini belum ada
PABRIK PEMIMPIN seperti keluaran TNI/POLRI. Jadi, menurut saya sistem
pendidikan di Indonesia belum bisa menghasilkan Pemimpin-pemimpin yang baik
di kalangan SIPIL yang sempurna. Ini menurut saya lho!.
WARTAWAN: Apa yang menjadi kekurangan Pemimpin dari Sipil?
AHMAD DHANI: Yang pasti, pemimpin sipil itu tidak dididik dan dilatih untuk
menjadi Pemimpin. Bakat Alam dan Kharisma saja tidak cukup untuk menjadi
pemimpin, apalagi menjadi Presiden. Coba simak Film ALEXANDER THE GREAT,
dia memiliki genetika Pemimpin dari Sang ayah, Raja MACEDONIA yang bernama
PHILIP II. Dari kecil dia sudah dididik dan dilatih oleh Ayahnya untuk
menjadi Panglima Perang. Bahkan pendidikan privat-nya pun di berikan yang
terbaik dengan memberikan seorang guru yang bernama ARISTOTELES (Filosof
terkenal jaman itu). Artinya, ALEXANDER muda ini memang dipersiapkan untuk
menjadi THE NEXT KING.
WARTAWAN: Jadi SIPIL tidak bisa jadi PRESIDEN di Indonesia?
AHMAD DHANI: BISA !!!. Asal SIPIL yang punya jiwa MILITER. Seperti Soekarno
dan Gus Dur.
WARTAWAN: Apakah kamu punya cita-cita jadi Presiden?
AHMAD DHANI: Nggak Ah…! Saya sudah merasa seperti di surga, hidup bersama
istri dan anak-anak saya. Nanti kalau jadi Presiden, malah mengganggu
jadwal main bola bersama anak-anak saya.