Kalau saya ditanya: Kenapa saya tidak pernah ikut Pilpres atau Pilkada ? Maka jawaban saya sederhana saja: Karena saya tidak mau apabila nilai suara saya sama dengan Apok ( office boy saya yang kerjanya nggak pernah beres ). Saya juga tidak mau suara saya dinilai sama dengan office boy saya yang satunya lagi namanya Eko. Bukannya saya sombong. Tetapi ini tidak benar menurut hati nurani saya.
Sebab, bagaimana mungkin orang-orang yang saya kenal tidak punya kompeten dan tidak punya dedikasi bahwa pekerjaannya bisa ikut menentukan nasib Bangsa. Dari karakternya yang nihil kompetensi dan dedikasi itu menunjukkan mereka adalah orang-orang yang tidak bertanggung jawab atas perbuatannya terhadap nasib bangsa.
Daripada saya memilih mereka yang tak bertanggung jawab yang akhirnya malah membuat kondisi bangsa semakin tidak karuan, lebih baik saya tidak menentukan nasib bangsa bersama mereka. Saya baru memberikan suara saya dalam Pilpres maupun Pilkada kalau memang sudah tercipta sistem yang lebih baik sehingga mampu menyeleksi bibit-bibit unggul anak-anak bangsa untuk pantas memimpin negerinya.