Sering kita mendengar cerita tentang anak durhaka, mudah-mudahan kita tidak termasuk salah satunya.
Kenapa seorang anak bisa menjadi “Durhaka“? menurut saya, semua tergantung orangtuanya. Kalau orangtuanya memiliki rasa ikhlas yang besar, tidak mungkin orangtua seperti ini memiliki amarah yang besar sehingga membuat anaknya menjadi anak durhaka.
Masalahnya, banyak orangtua yang tidak ikhlas dalam membesarkan anak- anaknya. Sehingga saat anak sudah besar dan mampu berdiri sendiri, seolah si anak harus membalas semua usaha orangtua yang sudah membesarkannya. Seolah olah si anak mempunyai “ hutang yang harus di lunasi “
Padahal membesarkan anak adalah kewajiban dan tanggung jawab orangtua, dan mereka tidak perlu mengharapkan sesuatu saat anaknya sukses. Karena itu sebuah bentuk tanggung jawab yang besar karena mereka sudah melahirkan anak anaknya ke dunia.
Padahal, apabila para orangtua mengerti, bahwa kasih sayang kepada anak itu harusnya sebuah kasih sayang yang tak perlu dan tak butuh balasan. Karena hanya kepada anak lah cinta sejati itu diberikan.
Sehingga, apa pun yang kita berikan kepada anak-anak, seyogyanya bukanlah pemberian yang akan kita tagih di kemudian hari. Sehingga bila suatu saat anak-anak kita tidak memberikan sesuatu yang menurut kita mereka seharusnya berikan, kita tidak perlu murka dan menganggap anak kita anak durhaka.
Justru kita sebagai orangtua hanya punya tanggung jawab mendidik mereka menjadi anak yang sholeh, karena merekalah yang mendo’akan saat kita sudah meninggal. Kalau mereka menjadi durhaka, bagaimana mereka sanggup mendo’akan kita ?